"Hal ini menjadi persoalan utama juga, jadi bagaimana mengelola tempat parkir jangan sampai ada parkir liar tumbuh di mana-mana," ujar Bima di Balai Kota Bogor, Senin (19/9).
Lebih lanjut dia mengungkapkan, persoalan PKL yang banyak berjualan hingga memakan badan jalan juga menjadi masalah tersendiri untuk segera diatasi.
"Banyak PKL yang berjualan di badan jalan, kemudian dibiarkan begitu saja. ini akan terus ditata, jangan sampai menghambat lalu lintas," jelasnya.
Menurutnya, pertumbuhan kendaraan di Kota Bogor juga menjadi penyumbang kemacetan terbesar, setiap tahun jumlahnya mencapai 13 persen, sementara pertumbuhan infrastruktur jalan tidak sampai 1 persen.
"Setiap minggu kendaraan roda dua bertambah 800 dan roda empat bertambah sekitar 200. Ditambah setiap akhir pekan tidak kurang dari 300-400 ribu orang masuk ke Kota Bogor," katanya.
Untuk mengatasi kemacetan, Bima Arya akan menambah petugas di lapangan, meminta polisi tegas dan disiplin lagi dalam menindak pelanggar, mempercepat re-routing dan konversi angkot yang secara bertahap.
"Sekarang seluruh angkot sudah berbadan hukum dan dari situ kita atur koridor-koridor untuk bis Transpakuan, untuk pelebaran Jalan Otista sedang kita laksanakan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan dan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor Rachmawati mengungkapkan predikat terburuk kedua di dunia ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk bekerja lebih baik, terlebih bertepatan dengan Hari Perhubungan Nasional 2016.
"Peringatan Hari Perhubungan Nasional ini jadi momentum bagi DLLAJ Kota Bogor untuk melakukan perbaikan dan evaluasi kinerja," katanya usai acara tumpengan Puncak Acara Hari Perhubungan Nasional di Kantor DLLAJ Kota Bogor.
0 comments:
Posting Komentar